SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇
Ubahlah pola pengembangan teks negosiasi tersebut ke dalam bentuk narasi
INI JAWABAN TERBAIK 👇
jawaban:
numpang ambil poin kak 🙂
jawaban:
xxxii c CNN. HTC. Hf. ugh. go.
jawaban:hanya
hon dan tanaman lainnya ludes serta kematian
hewan-hewan tertentu. Kebakaran hutan tentunya sangat mengancam tanaman dan satwa
langka yang tinggal di dalam hutan itu. Kebakaran hutan tak hanya menjadikan hutan rata
dengan tanah dan membunuh aneka satwa yang tinggal di dalamnya, namun juga menyebabkan
polusi’asap yang sangat mengganggu dan bahkan berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Asap
dari kebakaran hutan ini tak hanya akan mengganggu warga sekitar, namun asap ini bahkan
bisa sampai di negara tetangga dan menimbulkan masalah kesehatan di wilayah tersebut.
Pola pengembangan apakah yang digunakan dalam teks tersebut?
Bacalah paragraf berikut untuk menjawab soal nomor 2 s.d. 4!
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen
dan konsumen. […] Perbedaannya terletak pada aspek kepemilikan serta proses negosiasi dalam
pemindahan produk yang disalurkan. Pedagang perantara mempunyai hak atas kepemilikan
barang. Sementara itu, agen perantara tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
ditangani.
2. Berikan contoh kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut!
3. Apakah tema teks eksplanasi tersebut?
Bacalah paragraf berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
Oparin berpendapat bahwa organisme yang pertama adalah heterotrof yang memakan dari
molekul-molekul organik. Akan tetapi, cara hidup heterotrof tidak dapat berlangsung terus-menerus
karena lama kelamaan molekul-molekul organik akan habis. Jika kehidupan tidak berhenti maka
organisme heterotrof akan berevolusi menjadi organisme autotrof yang mampu menyintesis
molekul-molekul organik yang baru. Molekul organik ini didapatkan dari substansi anorganik
yang terdapat di alam sekitarnya.
4. Sebutkan istilah biologi yang terdapat dalam paragraf eksplanasi di atas!
5. Peristiwa apakah yang dijelaskan dalam teks tersebut?
Penjelasan:
jawaban:
Artikel ini berisi contoh teks negosiasi dalam bentuk narasi. Beberapa waktu sebelumnya, kita telah merampungkan pembahasan teks negosiasi dalam berbagai bentuk contoh, seperti teks negosiasi yang dilakukan di lingkungan keluarga, negosiasi 4 orang, dan contoh teks negosiasi singkat. Seluruh pembahasan ini bisa Anda baca melalui link berikut ini:
Contoh Teks Negosiasi Singkat
Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Keluarga
Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
Sekarang, kita masih akan membahas seputar teks negosiasi, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Pada contoh sebelumnya, semua teks negosiasi yang ditampilkan berbentuk dialog atau percakapan, namun pada contoh kali ini teks negosiasi tersebut disajikan dalam sebuah narasi.
Sebagaimana yang diketahui, narasi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf dari sebuah tulisan yang menceritakan rangkaian peristiwa secara urut dari waktu ke waktu (awal, tengah, dan akhir). Nantinya, kita akan gunakan narasi ini untuk menceritakan proses negosiasi.
Yuk, mari kita simak bersama contoh berikut ini:
Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi
contoh teks negosiasi narasi
Setelah membaca paparan singkat di atas, seharusnya kita telah mendapatkan gambaran mengenai bentuk dari teks negosiasi narasi. Proses tawar-menawar yang terjadi diuraikan dalam bentuk cerita singkat. Berikut ini contohnya:
Contoh 1 Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi / Cerita
Pagi itu penjual ikan keliling yang biasa mengelilingi kompleks perumahan di mana Bu Wati tinggal datang. Bu Wati yang memang sudah berlangganan dengan penjual ikan kemudian menghampiri dan mulai mencari ikan yang hendak dibeli. Langsung saja Bu Wati memilih jenis ikan yang di bawa oleh penjual. Ketika hendak menentukan jenis ikan yang akan dibeli, antara ikan Bandeng dan ikan Baronang, Bu Wati menanyakan kepada penjual mengenai kualitas kedua jenis ikan tersebut.
Sang penjual mengatakan bahwa semua ikan yang dibawanya kesegarannya terjamin, karena baru subuh tadi di ambil dari tempat pelelangan ikan. Karena, ikan Baronang tampak lebih baik daripada ikan Bandeng maka Bu Wati memilih membeli ikan Baronang. Namun ia tiba-tiba teringat dengan suaminya yang sangat ingin memakan ikan Bandeng, maka ia putuskan untuk membeli ikan Bandeng.
Setelah memutuskan membeli ikan Bandeng, Bu Wati kemudian menanyakan berapa harga yang ditawarkan oleh penjual ikan tersebut. Seekor ikan Bandeng dihargai Rp. 15.000, namun jika membeli sebanyak 4 ekor harganya cuma Rp. 50.000 saja. Bu Wati merasa harga yang ditawarkan penjual terlalu mahal, mengingat ikan Bandeng yang sering ia beli di pasar harganya hanya Rp. 10.000 per ekornya.
Maka, Bu Wati menawar ikan Bandeng tersebut dengan harga Rp. 40.000 untuk 4 ekor. Sang Penjual menolak dengan alasan ia tidak mendapatkan keuntungan jika menjual ikannya dengan harga yang ditawarkan Bu Wati. Kemudian, penjual ikan menurunkan sedikit dari harga semua yakni Rp. 47.000. Namun, Bu Wati merasa jika harga tersebut masih tergolong mahal untuk ikan Bandeng
Bu Wati kemudian menaikkan sedikit tawarannya menjadi Rp. 43.000. Si penjual ikan menyetujui penawaran kedua Bu Wati karena dia merasa harga ini sudah cocok dan bisa mendapatkan sedikit keuntungan. Di sisi lain, Bu Wati juga merasa harga ini pantas untuk ikan Bandeng. Kalaupun ada perbedaan harga dari ikan yang sering ia beli di pasar, hanya Rp. 3.000 saja. Setelah harga disepakati, Bu Wati membayar ikan Bandeng ya
Was this helpful?
0 / 0