SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇
Jelaskan tentang kehidupan sosial sebagai objek kajian kemajemukan masyarakat
INI JAWABAN TERBAIK 👇
jawaban:
-Realitas Objektif
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri.
contoh gambaran di bawah ini ya:
Sarana belajar berperan penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Adanya kelengkapan belajar yang memadai dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.
contoh dan gambaran di atas, siswa merupakan objek dari sarana belajar yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sarana belajar yang merupakan faktor eksternal mempengaruhi prestasi belajar siswa.
-Realitas Objektif
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri.
contoh:Rudi memiliki kebiasaan yang sedikit unik dari kebanyakan orang, ia belajar sambil mendengarkan musik rock. Menurutnya, intensitas belajar yang sedikit tetapi rutin, ampuh untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Selain itu, menurut rudi prestasi bukan sekedar nilai dan piala, tetapi juga kebermanfaatan untuk orang lain
Berdasarkan contoh di atas, Rudi sebagai subjek mengungkapkan pendapatnya terhadap cara-cara belajar yang umumnya di gunakan oleh sebagian orang. Rudi melakukan hal yang tidak dilakukan oleh siswa pada umumnya.
jawaban:
A)Untuk menarik para wisatawan asing (Wisman/ Wisatawan Asing/ Mancanegara)
Memberikan pendapatan bagi negara melalui devisa pariwisata
Menggerakkan ekonomi daerah yang dikunjungi para wisatawan, baik Lokal maupun internasional
Menumbuhkan jiwa nasionalisme, karena kita memahami/ menyadari bahwa memiliki ragam suku, bahasa, dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan
Sebagai Identitas bangsa Indonesia di mata internasional
Penjelasan:
maaf kalo slhJwban no A
jawaban:
Kehidupan Sosial Sebagai Objektivitas
Untuk memahami konsep Kehidupan sosial sebagai objektivitas diperlukan penjelasan yang bertahap, seperti penjelasan mengenai realitas objektif, realitas subjektif dan hukum konstruktif .
semoga bisa membantu
jawaban:
Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat dan menerima fakta sebagaimana adanya, bukan sebagai apa yang diharapkan.
Bersikap objektif merupakan hal yang paling penting dalam melihat kehidupan sosial.
Penjelasan:
Manusia sebagai Makhluk Individu
Istilah “individu” memiliki makna yang berbeda dengan individualisme dan individualis.
Individualisme adalah suatu faham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat.
Sedangkan individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
jawaban:
Realitas Objektif
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan manusia hanyalah sebuah objek dan sasaran dari suatu aturan. Kehidupan manusia dalam masyarakat membentuk kehidupan sosial yang lebih luas. Kehidupan sosial tersebut menjadi suatu objek dan dapat dijelaskan melalui realitas objektif
Realitas Subjektif
Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya saja, hal ini juga berlaku pada kehidupan sosial. Kehidupan sosial manusia yang dihadapi sehari-hari dapat dilihat dari sisi subjeknya atau dari sudut pandang pelaku supaya memiliki penjelasan yang lebih luas. Subjek dalam hal ini bisa meliputi individu maupun institusi lainnya.
maaf kalau salah
Untuk memahami konsep Kehidupan sosial sebagai objektivitas diperlukan penjelasan yang bertahap, seperti penjelasan mengenai realitas objektif, realitas subjektif dan hukum konstruktif dari Peter L. Berger.
A. Realitas Objektif
Kehidupan manusia yang sering di hadapai sehari-hari merupakan suatu fakta. Dengan kata lain masyarakatlah yang mempengaruhi dan membentuk perilaku manusia melalui suatu aturan, yang sebenarnya merupakan produknya sendiri. Dalam hal ini, kehidupan manusia hanyalah sebagai objek atau sasaran dari aturan itu sendiri. Untuk memudahkan dalam memahami relitas objektif diberikan contoh sebagai berikut,
“Sarana belajar merupakan peranan yang penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Dengan adanya kelengkapan belajar tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai siswa.”
Dalam contoh tersebut siswa merupakan objek dari sarana belajar yang diciptakan oleh manusia sendiri. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh sarana belajar yang merupakan factor eksternal di luar dirinya. Dalam sudut pandang kehidupan objektif tidak mempertimbangkan motivasi dan kemampuan seseorang secara pribadi. Dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dipengaruhi oleh sarana belajar, tanpa melihat minat, motivasi dan upaya pribadinya.
Sifat dari realitas social objektif berlaku umum, seperti halnya hukum fakta social Emile Durkheim yang juga memiliki sifat memaksa di luar individu. Realitas objektif juga dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia yang bersifat masal (umum). Untuk contoh yang kedua sebagai berikut,
“ Dengan rajin belajar maka prestasi siswa akan meningkat”
Dari contoh diatas, kita dapat melihat realitas objektif (pengetahuan masal) adalah diberlakukannya aturan rajin belajar, membuat siswa (objek aturan) dapat meningkat prestasinya. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dengan diterapkannya aturan rajin belajar akan mempengaruhi prestasinya. Namun, cara pandang tersebut juga menimbulkan pertanyaan. Seperti apa sebenarnya perwujudan dari rajin belajar tersebut. Realitas objektif memang tidak melihat karakter unik dari masing-masing individu. Dapat dikatakan masyarakat sepakat bahwa rajin belajar merupakan langkah konkret untuk meningkatkan prestasi siswa (objek). Namun pemahaman siswa terhadap prestasi dan rajin belajar ketika dirinya menjadi subyek, akan sangat beragam maknanya.
B. Realitas Subjektif
Kehidupan manusia yang sering di hadapai sehari-hari dapat dilihat dari sudut pandang pelaku atau subjeknya. Kenyataannya justru banyak realitas yang tidak terjelaskan ketika dilihat dari sisi objeknya saja. Supaya memiliki penjelasan yang lebih komprehensif perlu dilihat dari kacamata pelaku atau subjeknya. Subjek dalam hal ini bias individu maupun insitusinya. Untuk memahaminya diberikan contoh sebagai berikut,
“ Jenifer memiliki gagasan yang sedikit unik dari kebanyakan orang, dimana ia belajar justru sambil mendengarkan music rock, selain itu intensitas belajar yang sedikit namun rutin dinilainya ampuh untuk mencapai prestasi yang diinginkan, menurutnya prestasi bukanlah nilai dan piala, akan tetapi kebermanfaatanya untuk orang lain.”
Dalam contoh tersebut Jenifer sebagai subjek berusaha mengungkapkan gagasan-gagasan baru terhadap cara-cara yang selama ini telah disepakati bersama oleh sebagian besar orang. Jenifer melakukan hal yang dinilainya tidak seperti umumnya di masyarakat. Jenifer sebagai subjek secara aktif mengkonstruksi apa yang telah di pahami masyarakat tentang cara belajar dan pemahaman prestasi. Cara-cara beserta tindakan Jenifer sebagai subjek tidak harus di terima di masyarakat. Kemungkinan hanya Jenifer yang dapat melakukan hal tersebut. Namun disisi lain gagasan dan pemikiran jenifer sebagai subjek juga dapat memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada akhirnya sebagai subjek dapat memberikan pengaruh atau bahkan mengendalikan posisi objek.
C. Kehidupan social merupakan proses Objektifikasi
Apa yang dimaksud dengan Objektiv
jawaban:
1. keadaan geografis
2. pengaruh kebudayaan asing
3. iklim yang berbeda
Penjelasan:
1. Dari jejak sejarah diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Tiongkok bagian selatan. Mereka datang secara bergelombang dalam waktu dan jalur yang berbeda. Sampai di Indonesia, mereka menyebar dan mendiami sekitar 13.600 pulau. Kondisi geografis yang terpisah-pisah mengakibatkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian pulau tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang sedikit banyak terisolasi dengan yang lain. Mereka kemudian mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda.
2. Indonesia terletak pada posisi silang antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Kondisi yang strategis ini menjadi daya tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa asing untuk datang, singgah, dan menetap di Indonesia. Kedatangan bangsa-bangsa asing ini, ada yang untuk berdagang dan untuk menyebarkan agama yang dianutnya. Sejak 400 tahun SM, para pedagang Hindu dan Buddha dari India dan Tiongkok berdatangan ke Indonesia. Pada abad ke-13 pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat dan Arab. Sekitar abad ke-16, pengaruh Eropa mulai masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Dari interaksi antarpedagang ini, menyebabkan terjadinya amalgamasi (perkawinan campuran) dan asimilasi budaya antara kaum pendatang dan penduduk asli. Akibatnya, mereka kemudian membentuk ras, subras, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.
3. Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain di kawasan Indonesia menimbulkan kondisi alam yang berbeda. Kondisi ini akhirnya membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencarian yang berbeda-beda pula. Akibatnya, terjadilah keanekaragaman regional antara daerah-daerah di Indonesia.
Dari kenyataan tersebut dapat kita katakan bahwa Indonesia adalah sebuah masyarakat yang beraneka ragam. Dengan keanekaragaman tersebut, potensi konflik antarkelompok masyarakat di Indonesia cukuplah besar. Bahkan di beberapa daerah, potensi konflik ini muncul dalam bentuk kekerasan yang berakibat pada kerusakan harta benda hingga hilangnya nyawa manusia. Potensi konflik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut